Header Ads

Faliza Eka Putri X AKL 2

Bab V
Keseimbangan Lingkungan
A. Keseimbangan Lingkungan

     Lingkungan mengacu kepada segala sesuatu mengelilingi suatu organisme dan memengaruhi cara hidup organisme tersebut. Keseimbangan lingkungan diartikan sebagai kemampuan lingkungan untuk mengatasi tekanan dari alam maupun dari aktivitas manusia, serta kemampuan lingkungan dalam menjaga kestabilan kehidupan di dalamnya.

     Peristiwa letusan Gunung Krakatau menunjukkan bahwa lingkungan sebenarnya bersifat dinamis dan memiliki kemampuan untuk mendukung kelangsungan hidup makhluk hidup di dalamnya yang disebut daya dukung lingkungan. Lingkungan juga memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi lingkungan ke keadaan seimbang ketika lingkungan mendapat gangguan atau kerusakan sampai batas tertentu yang disebut daya lenting lingkungan.


i. Interaksi Antarkomponen Ekosistem dalam Menjaga Keseimbangan Lingkungan
     Ekosistem disusun oleh komponen biotik dan abiotik. Kedua komponen ini saling berinteraksi dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan kestabilan ekosistem.
Interaksi antarkomponen biotik dalam menjaga keseimbangan lingkungan dapat kita lihat pada peristiwa rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
Selain interaksi antarkomponen biotik, terdapat interaksi lain, yaitu interaksi antar komponen biotik dengan komponen abiotik.
     Faktor-faktor lingkungan, seperti suhu, air, intensitas cahaya, kelmbapan dan salinitas. Apabila faktor-faktor lingkungan mengalami fluktuasi yang demikian drastis, populasi organisme yang ada pada lingkungan juga dapat mengancam keseimbangan lingkungan.

ii. Suksesi
     Suksesi adalah proses perubahan komposisi spesies dalam suatu komunitas biologi akibat adanya gangguan pada komunitas tersebut. Terdapat dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.

a. Suksesi primer
     Proses perubahan komposisi komunitas yang terjadi pada suatu kawasan yang ada pada mulanya hampir tidak ada kehidupan disebut suksesi primer. Suksesi primer terjadi jika komunitas awal terganggu secara total sehingga terbentuk komunitas baru. Contohnya terbentuknya pulau vulkanis.
     Pada proses suksesi primer, umumnya hanya organisme yang memiliki tingkat toleransi yang tinggi dan luas yang mampu tumbuh dan berkembang pada area tersebut, seperti lumut dan Lichenes. 
Organisme yang mampu tumbuh pertama kali dan kemudian membentuk suatu ekosistem dinamakan organisme pionir atau spesies pionir.





b. Suksesi sekunder
     Suksesi sekunder terjadi pada area yang mulanya ada kehidupan tetapi kemudian mengalami beberapa gangguan yang menyebabkan hilangnya komunitas yang ada di area tersebut dan hanya meninggalkan tanah yang tetap utuh. Pada umumnya, area yang mengalami gangguan dapat kembali pulih seperti keadaan semula. Contohnya adalah penebangan hutan, kebakaran lahan gambut, banjir dan erosi.

c. Komunitas klimaks
     Komunitas klimaks merupakan komunitas yang dihasilkan dari proses suksesi. Komunitas klimaks bersifat stabil dan memiliki tingkat keseimbangan lingkungan yang tinggi.

B. Dampak Eksploitasi Berlebihan terhadap Ekosistes
     Manusia merupakan jenis organisme yang memiliki pengaruh yang kuat di bumi ini. Meningkatnya populasi manusia, juga meningkatkan ancaman terhadap keseimbangan lingkungan. Sikap manusia yang cenderung merusak lingkungan, seperti membakar hutan, memberantas hama denga bahan kimia, memberikan dampak negatif terhadap ekosistem. Berikut ini akan dijelaskan dampak negatif terhadap ekosistem akibat eksploitasi berlebihan.
1) Fragmentasi dan Degradasi Habitat
     Fragmentasi habitat misalnya terjadi pada hutan yang ditebangi atau dirambah, sehingga menyisakan kawasan hutan yang kecil. Selain itu, pembangunan jalan melintasi hutan juga menyebabkan terjadinya fragmentasi habitat pada kawasan hutan.
Fragmentasi dan degradasi habitat menyebabkan munculnya masalah lain seperti kematian organisme karena hilangnya sumber makanan dan tempat tinggal dan menurunnya keanekaragaman spesies pada habitat tersebut.

2) Terganggunya Aliran Energi di Dalam Ekosistem
     Ekosistem alam yang dirusak dan diubah menjadi ekosistem buatan dapat menyebabkan terjadinya perubahan aliran energi dalam ekosistem. Contohnya, ketika proses penebangan atau pembakaran hutan selesai, maka kawasan hutan kemudian ditanami denga satu jenis tumbuhan (sistem monokultur). Hal tersebut menyebabkan aliran energi yang semula bersifat kompleks menjadi aliran yang lebih sederhana.

3) Resistensi Beberapa Spesies Merugikan
     Penggunaan pestisida dan antibiotik secata berlebihan untuk membunuh populasi organisme yang merugikan (Hana atau patogen) dapat menyebabkan munculnya populasi organisme yang kebal terhadap pestisida dan antibiotik tersebut.

4) Hilangnya Spesies Penting di Dalam Ekosistem
     Hilangnya satu organisme dapat memberikan dampak yang cukup besar di dalam ekosistem. Contohnya, di dalam ekosistem sawah, hilangnya keberadaan predator dan sebagainya dapat meningkatkan populasi organisme lain. Akibatnya, populasi padi akan menurun dan hasil panen akan berkurang.

5) Introduksi Spesies Asing
     Introduksi atau masuknya spesies dari satu ekosistem ke dalam ekosistem lainnya biasanya bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan manusia. Contohnya, introduksi tanaman gandum, singkong dan beberapa tanaman pertanian lainnya. Namun, introduksi Spesies asing dapat merugikan, karena terkadang di dalam ekosistem yang baru, spesies tersebut tidak memiliki predator.

6) Berkurangnya Sumber Daya Alam Terbahrui
     Kayu, tanduk, gading dan sebagainya merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Sumber daya alam tersebut digolongkan dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui karena berasal dari organisme yang dapat berkembang biak. Contohnya, penebangan pohon secara liar menyebabkan kayu berkualitas baik semakin berkurang.

7) Tergantungnya Daur Materi di Dalam Ekosistem
    Meningkatnya aktivitas manusia di dunia berpengaruh terhadap daur biogeokimia. Sebagai contoh, daur karbon yang terganggu akibat semakin banyaknya penggunaan bahan bakar. Melimpahnya senyawa CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran.

C. Dampak Eksploitasi yang Berlebihan

     Begitu banyak dampak dari eksploitasi yang berlebihan pada ekosistem. Berikut merupakan contoh dampak eksploitasi lingkungan.

a. Dampak eksploitasi pada tingkat lokal
Kekeringan, kemarau yang panjang dan kurangnya air.
Banjir, sungai tidak dapat lagi menampung limpahan air hujan karena darah resapan air semakin dikit.
Longsor, bergeraknya tanah kerja air hujan atau air permukaan.
Erosi pantai (abrasi), terkikisnya daratan akibat gelombang air laut.
Intrusi air laut, masuknya air laut mengisi ruang tanah yang kosong.

b. Dampak eksploitasi pada tingkat regional
Kebakaran hutan, terjadi karena proses alami atau ulah manusia.
Pencemaran minyak lepas pantai, hasil eksploitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tangki ke tempat pengolahan minyak yang mengalami kebocoran.

c. Dampak eksploitasi pada tingkat nasional
Deforestasi, menurunnya luas hutan yang terjadi akibat kegiatan penebangan liar.
Pencemaran limbah industri, masuknya atau dimasukkannya zat oleh kegiatan manusia sehingga terjadi penurunan kualitas lingkungan.

d. Pada tingkat global
Pemanasan global, fenomena peningkatan suhu permukaan bumi karena efek rumah kaca.
Penipisan lapisan ozon, berkurangnya lapisan ozon dalam stratosfer dan terbentuknya lubang ozon.
Hujan asam, hujan denga pH bawah 5,6.
Pertumbuhan Popy, pertambahan penduduk dunia menyebabkan peningkatan kebutuhan.


D. Upaya Menjaga Keseimbangan Lingkungan

I. Perlindungan in situ, yaitu
Cagar alam, kawasan untuk perlindungan seluruh keadaan alam.
Hutan lindung, kawasan untuk melindungi lahan.
Suaka margasatwa, kawasan untuk perlindungan fauna.
Taman nasional, kawasan pelestarian alam.
Taman laut, kawasna yang memiliki keindahan laut.

II. Perlindungan ex situ, yaitu perlindungan tumbuhan maupun hewan dengan cara memindahkan individu yang dilestarikan dari habitat aslinya.

28 comments:

  1. sangat membantu untuk tugas saya,thanks :)

    ReplyDelete
  2. sangat rapih dah baguss, bermanfaat 👍👍👍👍👍👍👍👍👍

    ReplyDelete
  3. Bagus,singkat dan sangat mudah dipahami:)

    ReplyDelete
  4. Terima kasih dan sangat bermanfaat

    ReplyDelete
  5. sangat bermanfaat dan sangat memotivasi agar sayang terhadap lingkungan

    ReplyDelete
  6. Teks mudah dimengerti dan membantu dalam tugas saya

    ReplyDelete

Berikan komentar positif anda

POSTINGAN TERBARU

MENGENAL PENGOBATAN TRADISIONAL TIONGHOA

  Apa itu Pengobatan Tradisional Tionghoa? Pengobatan Tradisional Tionghoa (PTT) adalah praktik kesehatan yang berasal dari Tiongkok. Dengan...

Powered by Blogger.