Header Ads

Polusi Udara Pembunuh Senyap Jakarta

Polusi udara, seperti di Jabodetabek dan sekitar, menyebabkan, berbagai masalah kesehatan bagi masyarakat. Berbagai penelitian menyebutkan, polusi udara menimbulkan masalah kesehatan serius mulai dari kerusakan sel dalam tubuh, stroke, kanker otak, keguguran, sampai masalah kesehatan mental.

World Health Organization menyatakan, polusi udara merupakan "silent public health emergency," dengan lebih dari 90% populasi dunia menghirup udara beracun.

Berdasarkan data inventarisasi Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, penyumbang polusi udara, 75% transportasi darat, 8% industri, 9% pembangkit listrik dan pemanas, dan 8% pembakaran domestik. Kendaraan bermotor yang melewati jalan di ibukota, berdasarkan data statistik transportasi Jakarta terus meningkat setiap tahun.


Penyakit dari polusi udara

 

Sebuah penelitian global menyebutkan, polusi udara dapat merusak setiap organ dan hampir setiap sel dalam tubuh manusia.

 

Penelitian yang diterbitkan Forum of International Respiratory Societies Environmental Committee ini mengatakan, kerusakan sel tubuh dari kepala hingga ujung kaki. Juga penyakit jantung dan paru - paru sampai diabetes dan demensia, bahkan masalah hati, kulit rusak, janin maupun perkembangan anak - anak dipengaruhi polusi udara.

 

Dalam penelitian itu dikatakan, polusi udara dapat membahayakan secara akut, hingga kronis dan berdampak pada setiap organ dalam tubuh manusia. Meski, setiap manusia memiliki perbedaan dampak yang timbul, namun kerusakan jantung dan paru - paru seperti "puncak gunung es".

 

World Health Organization menyatakan, polusi udara merupakan "silent public health emergency" dengan lebih dari 90% populasi dunia menghirup udara beracun.


 

Penyumbang polusi udara

 

Berdasarkan data inventarisasi Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, penyumbang polusi udara, 75% transportasi darat, 8% industri, 9% pembangkit listrik dan pemanas, dan 8% pembakaran domestik. Kendaraan bermotor yang melewati ibukota, berdasarkan data statistik transportasi Jakarta terus meningkat setiap tahunnya.

 

INRIX, lembaga internasional yang meneliti masalah transportasi dan kemacetan di dunia pada 2017 menyebutkan 10 kota termacet di Indonesia, yakni Jakarta dengan lama waktu pengendara ketika macet sampai 63 jam dalam setahun, Bandung (46 jam), Malang (45 jam), Yogyakarta (45 jam), Padang (45 jam), Medan (42 jam), Pontianak (40 jam), Surabaya (37 jam), Semarang (37 jam) dan Denpasar (30 jam).



Cara mengurangi & mencegah polusi udara 

 

1. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

Transportasi di jalanan merupakan penghasil oksida nitrogen terbesar. Nitrogen oksida merupakan polutan udara yang memiliki efek buruk kepada paru - paru. Masalah polutan yang berbahaya dari kendaraan bermotor dapat dirasakan di kota - kota besar dengan lalu lintas yang padat.

Untuk membantu mengurangi polusi dari kendaraan bermotor kita dapat melakukannya dengan cara seperti tidak berkendara di saat jam macet, membawa bekal agar tidak perlu keluar berkendara saat jam makan siang, menumpang kendaraan bersama teman.

2. Hemat energi

Terdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa masalah kesehatan yang timbul akibat pembakaran bahan bakar fosil. Pembakaran fosil untuk produksi energi menimbulkan polutan. Seperti sulfur dioksida, nitrogen dioksida, karbon dioksida dan beberapa polutan lainnya yang berbahaya. Zat ini bukan hanya berdampak buruk pada kesehatan manusia namun juga pada lingkungan. Untuk itu langkah mudah yang dapat kita lakukan adalah dengan mengurangi pemakaian listrik dirumah dan tempat kerja.

3. Membeli produk daur ulang

Terdapat banyak proses yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. Mulai dari bahan baku yang perlu di tambang, diangkut, diolah hingga akhirnya diubah menjadi produk siap pakai.

Setiap tahap pembuatan suatu barang, disertai dengan emisi, bahan kimia gas rumah kaca, dan polutan lainnya.

Dengan menggunakan produk daur ulang, penggunaan energi dan polusi bisa berkurang.

4. Menanam pohon

Menanam pohon disekitar rumah merupakan langkah kecil yang dapat mengurangi polusi udara secara signifikan. Berdasarkan penemuan pada peneliti dari University of Southampton, pohon menyerap 850 - 2000 ton partikel berbahaya dari udara perkotaan setiap tahunnya.

Selain menghilangkan partikel, pohon juga menurunkan kadar nitrogen dioksida, sulfur dioksida, karbon dioksida dan monoksida, ozon, benzena, dan dioksin. 



4 comments:

Berikan komentar positif anda

POSTINGAN TERBARU

MENGENAL PENGOBATAN TRADISIONAL TIONGHOA

  Apa itu Pengobatan Tradisional Tionghoa? Pengobatan Tradisional Tionghoa (PTT) adalah praktik kesehatan yang berasal dari Tiongkok. Dengan...

Powered by Blogger.